Namanya Felix. Bocah yatim ini saban hari harus berjuang menggantikan peran ibunya untuk berjualan kripik dan bastus di sekitar Bayah Rangkasbitung.
ESNBanten—Meski harus berjalan belasan kilometer sambil menjajakan barang dagangannya, Felix, bocah yatim berusia 12 tahun ini, tergolong patuh menjalankan perintah agama.
Saat waktunya tiba, Felix akan berhenti mencari masjid atau mushala untuk melaksanakan sholat. Meski begitu ia juga tergolong bocah periang.
Sehari-hari ia harus menjalankan peran ibunya untuk berdagang. Berjalan dari rumahnya di Desa Darmasari menuju kawasan Industri Cemindo, sekitar Pamubulan Bayah.
Baca Juga: Jalan Panjang Abie Wijaya, Alumni SD Nagata shogakkou Jepang Menuju Ponpes Gontor
Hampir setiap pagi, tas ransel yang berisi penuh kripik buatan neneknya, dan sekantong bastus atau baso tusuk, menjadi teman setia Felix.
Tak lupa, ia selipkan juga sepotong kain sarung untuk sholat.
Pagi hari, sekitar pukul 6 pagi, ia mulai berangkat menuju lokasi. Tak lupa, sepanjang rute itu, ia tetap sambil jajakan dagangannya.
“ Harga sekatong kripik ini Rp 5000, Ini buatan nenek. Kalau dulu mah jualan bareng sama-sama ibu, tapi sekarang ibu nggak bisa lagi, “ kata Felix.
Felix memang harus menggantikan peran ibunya. Ayahnya sudah meninggal saat ia masih kecil. Sementara bapak tirinya pergi tanpa diketahui sesudah ibunya melahirkan adik Felix.

Kripik dan Bastus yang dijajakan Felix tidak selalu habis. Felix juga tidak jarang ia terpaksa ikut nginap di rumah teman atau kenalannya karena kemalaman.
“Dulu kalo punya uang suka beli ini sama mamah, “ ujar Felix tetap riang, saat ditawari respek peduli Lebak. Jawaban Felix ini sungguh menggambarkan betapa erat hubungan kasih saying yang terjalin dengan ibunya.
Artikel Terkait
Pantang Meminta-minta Meski Tubuh Mulai Renta
Hidup ini Hanya Transit
Setelah Bupati Lebak, Kini Bupati Pandeglang Positif Covid Varian Delta
Masih Ada Waktu, Perhatikan Hal Fatal Ini agar Tidak Gagal Seleksi Administrasi CPNS 2021
Asal-Usul Kutang, dari Harga Ceban sampai Milyaran