Usia bukan penghalang meraih prestasi dalam sebuah kompetisi. Ini dibuktikan Herni Nurbaiduri, lulusan Akademi Komunikasi Bandung (AKB), yang berhasil menyabet Juara Nasional Lomba Pembawa Acara Keprotokolan (LAPOR) 2020.
ESNBanten - Diusianya yang masuk katagori senja alias tidak lagi muda, Herni Nurbaiduri (52), alumni Akademi Komunikasi Bandung (sebelumnya bernama Akademi Penerangan), justru masih bisa meraih prestasi di kancah nasional.
Usia memang tidak menjadi kendala bagi seseorang meraih prestasi, meski harus berjuang dengan pesaing yang jauh lebih fres. Herni sudah membuktikannya.Pengalaman juga yang menjadi modalnya, hingga mampu bersaing dengan ratusan rivalnya.
Berbekal pengalaman sebagai MC selama puluhan tahun, Herni memberanikan diri mengikuti ajang Lomba Pembawa Acara Keprotokolan (LAPOR) 2020 untuk Kategori Umum. Keberaniannya ternyata berbuah manis, Ia bisa menyisihkan hampir 540 kontestan, dan berhasil menembus babak final untuk kemudian menjadi juara lomba nasional di ajang itu.
"Ini sebuah tantangan yang luar biasa. Jumlah pesertanya mencapai 540 orang dari seluruh Indonesia. Untuk babak penyisihan, dengan mengirimkan video kepada panitia dan acaranya dikemas sangat formal," kata Herni, melalui pesan WathApp, kepada BantenTribun, Sabtu,20 Juni 2020.
Ibu dari Deden dan Dinda, hasil pernikahannya dengan Yusup, kembali menceritakan niatnya sebelum memastikan ikut lomba, setelah membaca pengumuman di media sosial tentang Lomba Pembawa Acara Keprotokolan Provinsi Jawa Barat. Ia pun kaget, akhirnya ia berhasil jadi juara nasional lomba MC.
"Karena ini virtual dan memakai aplikasi zoom, maka persyaratannya harus KTP domisili. Mulai babak penyisihan hingga meraih juara Harapan 2. Saya sendiri tidak menyangka akan tembus ke Grand Final, apalagi jurinya yang sangat berkompeten. Ada Encep Suryana (TVRI Jabar), Hari Muliyana (MC Trainer/Public Speaking, Diana Saparina (Pemprov Jabar), dan Juri Kehormatan Atalia Praratya Ridwan Kamil.” Kata Herni, pegawai honorer pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Kabupaten Garut.
Rupanya, ia mendapatkan ilmu dan pengalaman keprotokolan di Provinsi Jawa Barat, meski pernah menjadi protocol Pemda Garut.
Menurutnya, ia ingin berbagi ilmu, khususnya untuk menjadi MC berbahasa sunda yang profesional.
"Saya suka menjadi MC, baik itu formal, atau non formal. Tetapi yang paling saya suka jadi MC basa sunda, terutama untuk acara pernikahan," ujarnya.
Ia beralasan memilih profesi MC berbahasa Sunda, karena sadar ia orang Jawa barat.
"Urang mikanyaah kanggo ngamumule basa indung nyaeta basabsunda, margi upami leungit basana bakal leungit budayana. Lamun lengit budayana, bakal leungit ige bangsana," tuturnya.
Segudang pengalaman dunia cuap-cuap pernah diarungi. Menjadi penyiar di Radio
Ganesha Bandung, Sturada Kabupater Bandung, Penyiar Radio Antassalam FM Bandung, RRI Bandung, Radio Reks FM Garut dan Penyiar Radio Mentari FM Garut.
Bekal ilmu yang didapat dari Akademi Komunikasi Bandung dan Fakultas ilmu Komunikasi UNISBA, bisa menjadi modal dan mengantarkannya sarat meraih prestasi.
Ia pernah meraih juara 1 Lomba Pidato tingkat SMP se Kabupaten Garut, juara 1 Baca Puisi Jabar, juara 1 pidato Tingkat SMA se-Jabar, tahun juara 1 Penyiar Radio Favorit Tingkat Kabupaten Garut, juara 1 Penyiar Favorit tingkat Jabar, tahun 2007 seta juara 1 Ngadongeng Basa Sunda Golongan Ibu-ibu Tingkat Jabar.
Jadi, jangan takut berkompetisi. Keberanian bisa jadi modal awal dalam meraih prestasi, bukan usia yang menghalangi.*(red/kar)