ESNbanten - Jajang Aklik, Ketua Kelompok Tani Saung Biru Desa Kadu Engang Kecamatan Cadasari Pandeglang ini merasa kembali bersemangat mewujudkan mimipinya. Mengajak petani di sekitarnya untuk memanfaatkan lahan ‘nganggur ‘ dengan berkebun sayur.
Meski tidak semudah yang dibayangkan, namun bagi pemuda berciri khas “kuncir” ini, mengaku kembali bersemangat sejak di lokasi yang tak jauh dari saung kelompok taninya berdiri Landmark Kota Pandeglang.
“Saya terus mengajak 25 anggota kelompok tani lainnya untuk bercocoktanam dengan beragam sayuran. Konsep memetik sendiri dari kebun langsung, diharapkan bisa mendongkrak kesejahteraan petani di desa ini. Apalagi sekarang ada pembangunan Landmark yang menjadi nilai pendukung,” kata Jajang kepada BantenTribun, Senin(15/6/20).
Menurut pria kelahiran 1976 ini, untuk mewujudkan mimpi tadi ia mengawalinya di lahan Saung Biru seluas 6000 meter. Ditempat ini, saung istirahat juga disiapkan untuk pengunjung. Dengan jarak pandang Landmark kota yang hanya sekitar 200 meter, plus view yang keren, semakin menambah optimisme Jajang.
Meskipun demikian, menurutnya ia akan berhati-hati dalam melangkah, agar konsep agro wisatanya tidak berbenturan dengan kyai atau ulama.
Dengan konsep “petik sendiri dari kebun”, jajang optimis mimpinya bakal terwujud. Tanaman wortel, tomat,cabai, strawberry, sudah mulai disiapkan.
“Kalau Kota Bandung atau kota lainnya bisa, kenapa Pandeglang tidak bisa?” ungkapnya.
Hendra Permana, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cadasari, mengatakan jika konsep agro wisata “petik sendiri” dari kebun yang diusung Jajang, diyakini dapat menggairahkan ekonomi masyarakat Desa Kaduengang disaat ekonomi melesu akibat pandemic covid. Berdirinya landmark menjadi nilai tambah bagi kelompok tani dan masyarakat sekitar.
“ Kalau pengunjung semula hanya berniat melihat landmark dari dekat, warga sekitar bisa memanfaatkan moment itu dengan menjual hasil komoditas pertanian desa. Apalagi dengan petik sendiri, ekonomi perdesaan pasti akan bangkit,” kata Hendra*.(mik/kar)
