Fenomena Qori Disawer Mulai Marak , Tanda Kagum yang Keliru

ESNBanten--fenomena Qori di sawer yang mulai marak di Indonesia sebetulnya belum berlangsung begitu lama.

fenomena Qori disawer mulai ramai setelah bermunculan nya Qori-Qori muda internasional dari Indonesia yang sering diundang ke Pakistan, Iran, Mesir dan di beberapa negara di wilayah timur tengah.

Juga seiring dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan masyarakat bisa melihat kebudayaan masyarakat lain melalui YouTube, sosmed dan lain lain.

Seperti hal nya di Pakistan, Qori dengan bersuara indah akan di sambut dengan riuh kagum para pendengar, dengan pujian kekaguman di iringi seruan-seruan pujian dengan lafaz Allah.

Baca Juga: Persib Vs Persija Duel El Clasico Liga 1 di GBLA Pasca 5 Tahun Tragedi Pengeroyokan Supporter

Lebih dari itu,  tidak jarang sang Qori pun mendapatkan pelukan, ciuman, kalung bunga dan saweran dari penonton, sebagai tanda kekaguman, penghormatan dan cinta terhadap sang Qori.

Kemudian hal tersebut pun kini mulai dan marak terjadi di Indonesia yang memang awalnya tidak terdapat budaya seperti ini.

Tentunya bagi masyarakat di indonesia yang memang tidak begitu familiar dengan dunia panggung Qori internasional, akan sedikit kaget karena dianggap kurang beradab, karena seharusnya kita semestinya khidmat dalam mendengarkan lantunan ayat- ayat suci Alquran.

fenomena Qori disawer ini tentu menuai banyak kontroversi dan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Gagal Tembus Final Piala AFF 2022, Bomber Vietnam Buktikan Janji Gol Cepat

Namun benang merah dari kontroversi ini adalah ketika fenomena sawer ini dilakukan dengan hal hal yang melewati batas, seperti mengganggu sang Qori tersebut, atau yang terjadi akhir akhir ini seorang qoriah atau Qori perempuan yang di sawer oleh laki laki kemudian sempat tersentuh yang dianggap kurang pantas.

Dari kasus Qori disawer, yang bikin hebuh dan menuai hujatan, ada banyak pelajaran yang bisa di petik dari fenomena ini.

Diperlukan adanya cara pandang yang lebih luas dengan mempertimbangkan banyak aspek.***