Oleh: Eva Nurdiana (Guru Bahasa Inggris di SMPN Satu Atap 2 Cigalontang)
ESNBanten - Masa muda adalah masa yang paling indah. Terdengar klise namun begitulah kenyataannya.
Namun apa jadinya bila masa muda kita tidak indah? Apalagi dihadapkan pada beban hidup yang sangat berat?
Begitulah halnya yang terjadi pada Nafisa. Seorang mahasiswi Berprestasi, juga penyandang beasiswa, yang mempunyai hobi menulis Kaligrafi.
Baca Juga: Viral! Gegara Provokasi, Mike Tyson Hajar Penumpang Pesawat
Sepeninggal ayahnya, ia menanggung beban hutang yang mengharuskannya mengambil cuti kuliah.
Waktu cuti kuliahnya ia gunakan untuk mengambil sebuah program singkat di sebuah pesantren Kaligrafi.
Karena Nafisa memiliki waktu enam bulan untuk membayar hutang-hutang ayahnya, ia menjadi sangat bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan program singkatnya.
Baca Juga: Masa Depan Mohamed Salah di Liverpool Belum Pasti, Mo: Bukan Soal Uang
Meskipun begitu, sebagai manusia yang lemah, seringkali Nafisa merasa putus asa. Hal ini tersurat jelas dalam kutipan bab yang berjudul Tegar.
“Menyadari diri sebagai insan dan makhluk yang penuh dosa. Tersungkur sujud di atas sajadah lusuh. Beribu dedoa terucap. Butiran bening menghangat di ujung mata. Hadir tak pernah diminta. Kedua tangan menengadah seolah tiada lagi tempat memohon.”
Baca Juga: Bentrok Polisian Israel-Warga Palestina Kembali Pecah di Masjid Al-Aqsa
Dengan segala rintangan dan cobaan yang terus menerpa, mungkinkah Nafisa bisa menepati janji kepada orangtuanya? Akankah Nafisa menemukan cinta sejati di antara beberapa cinta yang hadir?
Novel ini menarik karena mengambil setting dunia kaligrafi yang jarang diangkat oleh penulis lain.
Artikel Terkait
Meramu Silabel Menjejak Kisah: Buku Pantun Apik Beragam Tema
Harry Potter dan Tawanan Azkaban, Sebuah Resensi
Novel Aja Dumeh, Sketsa Kearifan Wong Ndesa: Sebuah Resensi
Barisan Para Mantan, Puisi Pemantik Rasa Penasaran Para Bucin
Nimu Loket, Saat Dompet Menentukan Sikap Mental Anak: Sebuah Resensi
Aku dan Aku, Puisi Pengingat Diri, Syukur Lebih Indah Dari Mengeluh, Sebuah Resensi
Bahagia Juga Perlu Usaha, bukan Bim Salabim Aba Kadabra, Sebuah Resensi
Saat Tuhan Menjawab Cinta, Resensi Novel Karya Mahasiswa
Mengenal Syaikh Yusuf Al Maqassari, Pejuang dan Ulama, Kisah Hidupnya Tak Terduga
Adriana: Semangat Menggapai Cinta dan Impian, Resensi Novel Petualangan