ESN Banten --- Bagaimanakah sebenarnya agama memandang tradisi yang berlaku di tanah air kita tercinta ini? Ada beberapa pandangan ulama mengenai hal ini. Terutama dengan mengingat bahwa sebenarnya tidak ada contoh akan tradisi seperti ini sebelumnya.
Namun tujuan dari munggahan, antara lain adalah:
- Ajang Silaturahmi untuk saling maaf memaafkan jelang kita semua menyambut Ramadhan, dan hal ini tentulah boleh bahkan dianjurkan untuk dilakukan. Bagi yang sebelumnya berselisih paham, misalnya.
“Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah, sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah ayat 109)
Baca Juga: Cara Sederhana dan Mudah Merawat Tanaman Anggrek Di Rumah
“Orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang yang menahan amarahnya dan memafkan (sebuah kesalahan) orang lain. Allah amatlah menyukai orang-orang yang melakukan kebajikan itu.” (QS. Al Imran ayat 134)
“Jika kamu membuat suatu kebajikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain). Maka sesungguhnya Allah maha pemaaf lagi maha kuasa.” (QS, An Nissa ayat 149)
“Siapa yang bergembira dalam menyambut bulan Ramadhan maka Allah akan haramkan jasadnya untuk masuk neraka.” (Hadist yang terdapat dalam Durrotun Nasihin)
- Sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT:
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu semuanya berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian menjadi bertakwa.” (QS. Al Baqarah ayat 183)
- Munggah sebagai bentuk rasa syukur dan bentuk terima kasih kita pada Sang Pencipta. Masihnya kita di beri umur dan kesempatan menikmati lezatnya ibadah di bulan mulia, bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh keutamaan ibadah.
Artikel Terkait
Ahli Ibadah yang Seperti Apa yang Dijamin Masuk Syurga?
Cara Mengobati Flu Tanpa Harus Minum Obat
Belajar Dari Kesalahan, Salah Satu Cara Berdamai Dengan Luka