ESNBanten--Media sosial tengah ramai dengan kabar seorang balita dikerok.
Padahal tindakan mengerok terhadap bayi jelas berbahaya.
Kabar ini beredar melalui tangkapan layar yang menampilkan bayi tengkurap dan dikerok oleh orang dewasa.
Di gambar yang sama terdapat tulisan yang menyebut sang bayi sedang 'anteng' saat dikerok.
Kabar ini pun mengundang perhatian netizen. Apakah bayi memang boleh dikerok layaknya orang dewasa?
Baca Juga: Indonesia Pastikan Gelar Tunggal Putra di Indonesia Masters 2023, The Babbies Berpeluang Sabet Gelar
Dokter spesialis anak Angga Wirahmadi menuturkan bahwa kerokan pada prinsipnya merupakan aktivitas memberikan gesekan atau parutan di kulit.
Harapannya, terjadi pelebaran pembuluh darah kulit lalu timbul rasa nyaman.
Namun, ia tak menyarankan kerokan diberikan pada bayi di bawah usia satu tahun.
"Meski demikian, kerokan pada bayi di bawah usia satu tahun tidak disarankan karena dapat menimbulkan rasa nyeri, luka dan bengkak pada lokasi kerokan yang disebabkan kulit bayi yang masih tipis," jelas Angga dilansir dari CNN, Minggu (29/1).
Baca Juga: Resep Hidup Tanpa Cicilan Ala Surya Insomnia, Padahal Sudah Jadi Komedian Ternama
Dia mengatakan bahaya kerokan pada bayi bisa dilihat dari dua sisi.
Di antaranya proses kerokan dan zat atau minyak yang digunakan.
Dilihat dari proses kerokan, lanjut dia, bayi masih memiliki kulit tipis sehingga mengerok akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan.
Luka akibat kerokan bisa menjadi tempat masuk kuman baik virus maupun bakteri penyebab infeksi.
Artikel Terkait
Manfaat Besar Mendengarkan Ngaji bagi Bayi
Kebiasaan Bayi Mengisap Jari, Perlu Diganti Empeng, Stop atau Biarkan Saja?
Dikenal Surganya Pecinta Teh, Jepang Kini Ciptakan Teh dari Kotoran Ulat Bulu, Berani Coba?
4 Makanan Ini ‘Haram’ Diberikan pada Bayi, Termasuk Pisang ?
Kisah Ibu Amini yang Anaknya Kabur Gegara Takut Disunat, Balik Setelah 25 Tahun Kemudian
6 Tips Ajak Bayi Jalan-jalan ke Mall, Nomor Terakhir Jangan Pernah Diabaikan