Tips dan Etika Saat Reuni Sekolah, Agar Bagian Otak yang Urusi Kesenangan Kembali Normal, Hindari Sikap Ini

ESNBanten--Zaenal Muttaqien sengaja menyambangi Mall Perbelanjaan ternama untuk mendapatkan baju warna putih, yang akan akan dipakai untuk gelaran reuni sekolahnya.

Sebab, warna atasan putih itu sudah ditentukan jadi dress code acara reuni 40 tahun kelulusan SMP-nya. SMP Negeri 1 Karangampel Indramayu.

Namun, sebaliknya bagi Iis Ismiyati. Ia sempat gamang untuk hadir reuni sekolah lantaran belum mendapatkan baju atasan warna putih yang sesui keinginannya.

Teman-teman sekolah Iis Ismiyati sempat melontarkan canda dalam WAG alumni,"susah-susah pakae mukena aja bu hajjah?" canda temannya.

Baca Juga: Erling Haaland, Tentang Cetak Gol Jangan Ditanya, Namun Skill Satu Ini Cukup Mengejutkan

Zaenal dan Iis Ismiyati, mungkin cuma potret kecil dari ratusan alumni sekolah yang merindukan suasana masa lalu bersama teman- teman pubernya dulu.

Reuni memang bukan kata asing ditelinga. Reuni adalah salah satu jalan menyambung dan memelihara tali persaudaraan atau persahabatan yang dulu pernah terjalani

Reuni yang mempertemukan kembali orang-orang yang dulu pernah ada bersama kita dan upaya mencari eksistensi diri yang mulai pupus dari memori karena dimakan usia ini kerap dilakukan terutama dimomen-momen besar seperti lebaran.

Reuni ternyata juga berdampak positif terhadap kesehatan dan diyakini bisa mencegah penyakit alzheimer, penyakit progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya.

Baca Juga: Skuad Altay VC, Klub Nomor Satu Kazakhstan, Kontestan Turnamen Antar Klub Asia, Banyak Spek Bidadari

"Reuni yang manis adalah salah satu kenikmatan surga, "tulis Richard Paul Evans dalam bukunya berjudul Lost December.

Lalu bagaiman tips dan etika hadiri reuni agar bermanfaat dan sesui tujuan?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar reuni yang kita ikuti bisa memperbaiki fungsi nucleus accumbens, yaitu bagian otak yang mengurus kesenangan.

1. Kita hadir sebagai “teman sederajat” seperti waktu kita masih bersama-sama dulu.
2. Peserta harus memiliki jiwa besar, toleran dan mau menahan diri.
3. Bersedia menanggalkan semua atribut dalam dirinya seperti: jabatan, status sosial, kekayaan dan lain sebagainya.